Welcome to My Blog



Do’a seorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan).Di sisinya ada malaikat yang bertugas.Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya,malaikat tersebut berkata : "Aamiin, dan engkau akan mendapatkan yang sama dengannya." [HR. Muslim 2733] Dengan mendo'akan kebaikan untuk saya,Insyaa Allah Anda akan mendapat kebaikan yang sama.

Senin, 09 Juli 2012

Hilangnya Rasa Bangga

Dahulu pada era EBTANAS, ketika hasil EBTANAS dibuka aku sangat ingin segera tahu siapakah diantara anak didikku yang mendapat nilai paling tinggi pada mata pelajaran yang aku ajarkan, yakni bahasa Inggris. Meskipun sebelumnya sudah memiliki prediksi siapa saja siswa yang diperkirakan akan mendapat nilai bagus namun aku begitu bersemangat untuk segera membuktikannya. Dan ketika prediksi itu benar-benar terbukti sungguh bahagia hati ini. Meskipun yang mendapat nilai bagus (lebih dari 7) tidak banyak jumlahnya namun hati ini begitu puas karena jerih payah yang aku lakukan dalam pembelajaran ternyata ada hasilnya. Anak-anak yang sehari-harinya bagus mendapat nilai EBTANAS bagus pula begitu pun sebaliknya anak-anak yang nilai hariannya tidak begitu bagus maka nilai EBTANAS-nya juga kurang bagus. Hasil EBTANAS begitu valid dan sinkron dengan penilaian yang dilakukan olehku di kelas.

Keadaan itu berbanding terbalik dengan keadaan sekarang. Pada saat hasil UN diumumkan tak ada lagi semangat untuk melihat nilai-nilai hasil UN tersebut. Karena hampir bisa dipastikan nilainya tidak sesuaikan prediksi bahkan jauh dari perkiraan. Bukan karena nilainya yang jelek tapi justeru hampir tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai jelek. Aku bukan menginginkan anak-anak muridku mendapat nilai jelek dan tidak  suka jika anak-anak muridku mendapat nilai yang bagus akan tetapi kalau nilai bagus itu justeru diperoleh oleh siswa yang dalam kesehariannya jelek itu yang menjadi sebuah tanda tanya besar. Bahkan seringkali nilai UN anak yang kesehariannya jelek itu lebih tinggi daripada anak-anak yang sehari-harinya bagus. Aku bertanya-tanya: mengapa bisa terjadi seperti itu? Apakah anak itu tiba-tiba menjadi pintar? Atau apakah tingkat kesulitan soal ulangan harianku melebihi tingkat kesulitan soal-soal UN? Sungguh membingungkan! Kadang-kadang ketika diadakan pe-rankingan berdasarkan nilai UN, anak yang selama tiga tahun tidak pernah menduduki peringkat sepuluh besar di kelasnya tiba-tiba masuk dalam peringkat sepuluh besar umum.

Mengapa pemerintahku terus melaksanakan penilaian dengan cara seperti ini. Tidak tahukah mereka dengan kejadian seperti ini? Ataukah mereka pura-pura tidak tahu? Aku ingin rasa banggaku kembali seperti dahulu. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain melakukan curhat lewat blogku ini. Mungkin ada rekan guru yang seperasaan denganku.