Welcome to My Blog



Do’a seorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan).Di sisinya ada malaikat yang bertugas.Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya,malaikat tersebut berkata : "Aamiin, dan engkau akan mendapatkan yang sama dengannya." [HR. Muslim 2733] Dengan mendo'akan kebaikan untuk saya,Insyaa Allah Anda akan mendapat kebaikan yang sama.

Minggu, 24 April 2011

Pemanfaatan Internet Untuk Belajar Bahasa Inggris


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik. Sulit dibayangkan bagaimana jadinya dunia ini tanpa bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai sektor kehidupan tanpa bahasa manusia tidak bisa berbuat apa - apa.  
Bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya, yang merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan, perilaku masyarakat, dan penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai “cermin zamannya” artinya bahwa bahasa di dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai salah satu bagian budaya, bahasa memegang peranan penting dalam interaksi pada level lokal maupun global, bahkan dapat dikatakan sebagai kunci utama berhasilnya sebuah interaksi. Untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat global tentu saja diperlukan pula bahasa-bahasa yang dapat dipahami oleh semua masyarakat global tersebut, dan salah satunya adalah Bahasa Inggris.
Dalam kerangka lintas budaya (cross culture), bahasa Inggris  sudah dinobatkan sebagai bahasa internasional sejak tahun 1950 ( Crystal, 2000) seperti dikutip oleh Lengkanawati, (2007: 78). Tidaklah mengherankan kalau kemudian Bahasa Inggris menjadi  bahasa asing yang dipelajari oleh seluruh orang di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri Bahasa Inggris secara resmi sudah menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan sejak tingkat SMP, bahkan di daerah tertentu sudah diajarkan sejak Sekolah Dasar, meskipun baru berupa Muatan Lokal. Dewasa ini, kegunaan bahasa Inggris tersebut semakin dirasakan oleh banyak orang. Bisa dikatakan bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan sekarang. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris dapat dijadikan sebagai salah satu kebanggaan. Orang yang mampu menguasai bahasa asing, termasuk bahasa Inggris,  akan memiliki nilai lebih dalam kehidupannya.
Namun sangat disayangkan, hingga saat ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasa Bahasa Inggris. Bila para siswa di sekolah ditanya tentang mata pelajaran apa yang sulit, hampir dapat dipastikan Bahasa Inggris adalah salah satunya. Kesulitan yang dialami oleh para pembelajar bahasa Inggris beraneka macam, ada yang mengalami kesulitan dalam mengucapkan, kesulitan dalam menulis, kesulitan dalam memahami makna, dan kesulitan memahami tata bahasa dari bahasa tersebut. Muara dari semua kesulitan itu adalah tidak mampunya mereka untuk berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris.
Banyak faktor yang menjadi penyebab sulitnya para pembelajar bahasa Inggris untuk menguasai bahasa tersebut. Faktor-faktor penyebab tersebut bisa berasal dari dalam diri si pembelajar sendiri maupun dari luar diri mereka. Faktor-faktor penyebab yang berasal dari luar bisa berasal dari bahasa yang dipelajari itu sendiri, dari lingkungan sekitar, dan dari guru. Furchan (1999), memaparkan lima hal yang disinyalir sebagai penyebab gagalnya pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, seperti berikut ini:
  1. Kurang fokusnya program pembelajaran Bahasa Inggris di lembaga pendidikan. Pembelajaran Bahasa Inggris biasanya dilakukan di kelas seperti mata-pelajaran yang lain, dengan murid yang heterogen dan berjumlah banyak.   Bahan dan latihan kebahasaan yang diberikan biasanya didasarkan pada kurikulum sekolah yang berlaku nasional.  Karena Bahasa Inggris merupakan salah satu mata uji dalam Ujian Nasional (UN), maka fokus perhatian guru dan siswa seringkali lebih terarah kepada bagaimana agar siswa lulus dan mendapat nilai tinggi dalam (UN) Bahasa Inggris, bukan pada penguasaan keterampilan berbahasa oleh siswa.
  2. Program lebih bersifat formalitas dan melupakan kualitas.  Di beberapa lembaga pendidikan saya melihat seringkali program pembelajaran Bahasa Inggris di kelas itu hanya merupakan formalitas belaka.  Guru Bahasa Inggris tidak dipilih berdasarkan kemampuan bahasa Inggrisnya.  Bahkan saya menemui beberapa guru bahasa Inggris yang tidak dapat berbahasa Inggris!  Dengan kualitas guru Bahasa Inggris seperti itu, kiranya tidak mungkin akan menghasilkan siswa yang mampu berbahasa Inggris.
  3. Guru Bahasa Inggris di beberapa sekolah lebih memusatkan perhatiannya kepada mengajarkan komponen bahasa (Structure, Vocabulary) daripada mengajarkan keterampilan berbahasa (berbicara, memahami bacaan, dan mengarang secara tertulis).  Siswa lebih banyak belajar tentang bahasa daripada belajar bahasa.  Bahasa yang fungsional pada hakikatnya adalah keterampilan, yakni keterampilan mendengarkan (memahami percakapan), berbicara (dan dimengerti oleh orang lain), memahami bacaan, dan menulis (mengungkapkan isi pikiran melalui tulisan).  Setiap keterampilan tersebut didukung oleh beberapa komponen seperti structure, vocabulary, dan pengenalan bunyi dan tulisan.  Kita sering meoihat bahwa guru bahasa Inggris lebih asyik mengajarkan structure daripada mengajarkan keterampilan berbicara, memahami bacaan, atau mengarang.
  4. Salah satu faktor kemungkinan penyebab kekurang berhasilan program pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, menurut saya, adalah kurangnya komitmen pengelola lembaga pendidikan akan keterampilan berbahasa Inggris siswanya.  Banyak pimpinan lembaga yang tidak merasa bahwa penguasaan Bahasa Inggris itu penting bagi siswa.  Akibatnya mereka tidak termotivasi untuk berusaha keras agar pembelajaran Bahasa Inggris di lembaga pendidikannya berhasil.  Tidak ada penunjukan seorang ahli untuk mengelola program pembelajaran Bahasa Inggris, tidak cukupnya dana yang dialokasikan untuk program ini, dan tidak ada fasilitas penunjang serta lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran Bahasa Inggris merupakan indikasi kurang komitmennya pimpinan dalam masalah ini.
  5. Kegagalan program pembelajaran Bahasa Inggris seringkali juga disebabkan oleh kurang profesionalnya guru Bahasa Inggris yang diserahi tanggung jawab oleh sekolah.  Guru tersebut mungkin memiliki ijazah dari Jurusan Bahasa Inggris namun ijazah formal itu mungkin tidak diikuti dengan profesionalitas yang memadai.  Guru bahasa Inggris yang baik dan profesional, menurut saya, minimal harus memiliki hal-hal sebagai berikut.
    • Lancar berbicara dalam Bahasa Inggris
    • Memiliki skor TOEFL minimal 500
    • Memiliki pengetahuan yang cukup tentang ilmu bahasa (Linguistics)
    • Memiliki antusiasme mengajar bahasa
Selain dari yang dipaparkan di atas, penyebab lain kekurangberhasilan dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah adalah tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar. Kebanyakan siswa hanya belajar Bahasa Inggris selama pelajaran Bahasa Inggris di kelas. Ketika pelajaran Bahasa Inggris selesai maka selesai pula belajarnya. Mereka tidak memiliki tempat dan kesempatan untuk terus menggunakan apa yang dipelajari di dalam kelas tersebut dalam kehidupan riil sehari-hari. Padahal untuk mendapatkan sebuah kemampuan berbahasa diperlukan latihan untuk  menggunakan bahasa itu secara terus menerus dalam kehidupan nyata. Akibat dari keadaan ini adalah siswa mendapat kesan seolah-olah pelajaran bahasa Inggris  yang dia pelajari di kelas tidak ada gunanya.
Faktor lainnya adalah karakter bahasa Inggris itu sendiri. Sebagai bahasa asing, Bahasa Inggris memiliki banyak perbedaan dengan bahasa ibu dan bahasa nasional bangsa Indonesia. Bahasa Inggris sangat berbeda dengan bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Batak, Bahasa Bugis dan bahasa-bahasa lokal lainnya, bahkan dengan bahasa Indonesia  sekali pun. Perbedaan-perbedaan ini menjadi hambatan tersendiri bagi keberhasilan pemebelajaran Bahasa Inggris di negeri kita. Pelajaran Bahasa Inggris juga memiliki karakter yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Sulitnya pelajaran Bahasa Inggris berbeda dengan sulitnya pelajaran lain (yang sama-sama dianggap sulit oleh sebagian besar siswa) seperti mata pelajaran IPA Fisika dan Matematika. Bila kesulitan pada kedua mata pelajaran yang disebut terakhir di atas dapat diatasi dengan memahami rumus-rumus, atau dalil-dalil, maka tidak demikian halnya dengan cara mengatasi kesulitan dalam Bahasa Inggris.
Sementara itu, faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang menjadi penyebab kekurangberhasilan pembelajaran bahasa Inggris diantaranya adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Banyak siswa yang belajarnya asal-asalan tanpa didorong keinginan yang kuat untuk bisa berbahasa Inggris. Padahal, motivasi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam belajar. Lengkanawati, (2007: 85) mengatakan, “Keberhasilan belajar siswa juga sangat ditentukan oleh motivasi siswa dalam belajar”. Motivasi yang sangat dibutuhkan oleh siswa agar berhasil dalam belajar adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri atau yang dikenal dengan motivasi intrinsik. Indikator-indikator yang menunjukkan lemahnya motivasi siswa dalam belajar Bahasa Inggris antara lain: siswa tidak mengerjakan tugas  bahasa Inggris dengan baik, siswa menghindari pelajaran bahasa Inggris dengan berpura-pura sakit bahkan membolos, tidak memiliki buku pelajaran bahasa Inggris dan kamus, serta tidak  terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dalam kelas.
Apa yang dipaparkan di atas merupakan tantangan bagi para guru bahasa Inggris. Dalam menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan guru bahasa Inggris yang inovatif dan kreatif agar mampu mengubah keadaan tersebut. Di samping itu diperlukan kemampuan guru untuk menumbuhkan motivasi intrinsik siswa sehingga dengan adanya motivasi tersebut siswa akan mau belajar tidak saja di dalam kelas dan ketika ada guru akan tetapi juga mau belajar secara mandiri. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi tersebut adalah dengan selalu menciptakan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris yang menarik, menyenangkan, dan menantang.

B.            Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang manfaat yang bisa diambil dari internet untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar bahasa Inggris. Selain tujuan utama di atas melalui makalah ini penulis juga ingin membahas tentang:
1.      manfaat internet;
2.      e-Learning;
3.      pentingnya Motivasi Belajar; dan
4.      pentingnya bahasa Inggris.

Pembahasan yang dilakukan sudah barang tentu didasarkan pada kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis sebagai pengajar bahasa Inggris pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada jauh dari pusat kota.
C.                             Pembatasan Masalah
Seperti telah dijelaskan pada latar belakang masalah dari makalah ini, bahwa begitu banyak permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, sehingga tidak mungkin penulis mampu membahas semua itu pada makalah yang sekecil ini. Hal itu disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis seperti terbatasnya waktu yang dimiliki dan kemampuan penulis sendiri untuk membahas semua permasalahan tersebut.
Mengingat berbagai keterbatasan, maka pada makalah ini, penulis membatasi pembahasan hanya pada bagaimana memanfaatkan internet sebagai media belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.       Manfaat Internet
Kata internet  begitu sering kita dengar akhir-akhir ini. Hampir setiap hari kata tersebut diucapkan oleh setiap orang dari segala kalangan, mulai anak kecil hingga ilmuwan, meskipun demikian belum tentu setiap orang yang mengucapkan kata tersebut mengerti apakah sebenarnya internet itu.
Menurut Wikipedia, internet  adalah sebuah system global dari jaringan computer yang saling berhubungan yang menggunakan Deretan Protocol Internet untuk melayani milyaran pengguna di seluruh dunia. Internet adalah sebuah jaringan dari berbagai jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan milik pribadi, milik umum, dunia pendidikan, bisnis, dan pemerintahan, baik secara local maupun global, yang terhubung oleh sebuah rangkaian elektronik yang luas, tanpa kabel dan teknologi jaringan optik. (The Internet is a global system of interconnected computer networks that use the standard Internet Protocol Suite (TCP/IP) to serve billions of users worldwide. It is a network of networks that consists of millions of private, public, academic, business, and government networks, of local to global scope, that are linked by a broad array of electronic, wireless and optical networking technologies.).  Internet membawakan sumber informasi dan layanan yang sangat luas, seperti dokumen-dokumen yang saling terhubung pada berbagai situs dunia, World Wide Web (WWW),  dan infrastruktur untuk mendukung surat elektronik.
Tanpa disadari kini kita begitu akrab dengan salah satu karya umat manusia yang sangat monumental ini. Internet yang pada awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), kini penggunaannya telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, dan semua sektor kehidupan tersebut telah merasakan manfaat dari teknologi jenis ini, termasuk sektor pendidikan.
Menurut Purnawan (2007), internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu:
1.      sebagai media interpersonal dan massa;
2.      bersifat interaktif,
3.      memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron.
Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional.
Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk,  dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailing list, dan chatting.
Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi (internet) untuk dunia pendidikan yang dikemukakan oleh Purnawan (2007):
1.      arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat;
2.      kemudahan mendapatkan resource yang lengkap;
3.      aktifitas pembelajaran pelajar meningkat;
4.      daya tampung meningkat;
5.      adanya standardisasi pembelajaran;
6.      meningkatkan learning outcomes baik kuantitas maupun kualitas.

Manfaat  dari internet secara umum dikemukakan oleh Yuda (2008) sebagai berikut:
1.       Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia;
2.       Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web/ jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah;
3.      Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4.      Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
5.      Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain;
6.      Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan
Namun satu hal yang harus diingat bahwa internet bukanlah pengganti sistem pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer dan pelengkap. Metoda konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapat dimodifikasi ke bentuk lain dengan bantuan internet. Hal lain yang perlu diingat adalah sebagai sebuah sumber informasi yang serba ada maka yang terdapat dalam internet tidak hanya hal-hal yang bermanfaat tetapi banyak juga informasi yang kurang/tidak  bermanfaat atau dengan kata lain yang bersifat sampah. Berikut adalah beberapa dampak negative yang dapat ditimbulkan dari penggunaan internet:
1.      Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak
sepenuhnya salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, perlu untuk melengkapi program  dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
2.      Violence and Gore.
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
3.      Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
4.      Carding
Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
5.      Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
6.      Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah ini dapat mengakibatkan perubahan pola tingkah laku masyarakat dalam berinteraksi.
B.            E-Learning
Dewasa ini, kita hidup dalam era teknologi komunikasi dan informasi instan. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dalam pendidikan. Dalam era informasi dewasa ini, kita mengenal istilah ebanking untuk penerapan ICT dalam perbankan, e-commerce untuk penerapan ICT dalam perdagangan, , dan lain-lain. Termasuk kita mengenal pula istilah elearning sebagai bentuk penerapan ICT dalam pembelajaran. Tantangan pendidikan abad 21 adalah membangun masyarakat berpengetahuan (knowledgebased society). Untuk membangun hal tersebut,  e-Learning memainkan peranan yang sangat penting.
E-Learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan atau menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. E-Learning itu sendiri adalah suatu terminologi yang memiliki spektrum yang luas dan para ahli mendefinisikannya secara bervariasi. Menurut Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © & (P)2009 Microsoft Corporation, yang disebut e-learning adalah: the acquisition of knowledge and skill using electronic technologies such as computer- and Internet-based courseware and local and wide area networks. (pengenalan ilmu pengetahuan dan kecakapan dengan menggunakan teknologi elektronik seperti komputer yang dipadukan dengan pembelajaran berbasis internet baik dalam bentuk jaringan local maupun jaringan yang luas). Dengan demikian e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau dalam bahasa Inggris information and communication technology (ICT).
Dalam konteks pendidikan, sesungguhnya peran TIK adalah sebagai “enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. TIK adalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Dengan demikian, bila dilihat dari sisi peran TIK bagi guru, maka e-Learning yang sesungguhnya adalah pemanfaatan TIK secara relevan dan tepat oleh guru untuk memungkinkan dirinya: menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar, serta dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Jika, pemanfaatan TIK oleh guru bertujuan hanya untuk mempermudah dirinya menyampaikan materi, dimana ia tetap bertindak sebagai satu satunya sumber informasi dan sumber segala jawaban, maka empat keterampilan masyarakat abad 21 yang dicanangkan PBB seperti diuraikan di bawah ini tidak akan berhasil.
UNESCO seperti dikutip Chaeruman (2009), mengkategorikan pemanfaatan ICT untuk pembelajaran di sekolah ke dalam empat level seperti digambarkan sebagai berikut:
1.      Tahap emerging, artinya baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya.
2.      Tahap applying, satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (learning to use ICT).
3.      Tahap integrating, TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran).
4.      Tahap transforming merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk administrasi (administrative purpose).
Keempat tahap pemanfaatan ICT untuk pembelajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:












Rounded Rectangle: Learning to use ICT







Rounded Rectangle: Using ICT          
to learn


 












Sementara itu, bila dilihat dari sisi peran TIK bagi siswa, maka e-Learning yang sesungguhnya adalah pemanfaatan TIK secara relevan dan tepat oleh guru, memungkinkan siswa untuk:
1.       menjadi partisipan aktif. Jika pemanfaatan TIK dalam pembelajaran masih membuat siswa tetap pasif, seperti guru mengajar dengan menggunakan slide presentasi dimana yang masih dominan adalah dirinya, maka sia-sialah teknologi tersebut digunakan.
2.      menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli.
3.      belajar secara kolaboratif dengan siswa lain.
4.      mendorong siswa untuk mau belajar mandiri

Jadi secara ideal, dengan e-Learning   seharusnya memungkinkan terjadinya proses belajar yang:
1.      Aktif; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2.      Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3.      Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4.      Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.      Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
6.      Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (realworld) melalui pendekatan ”problembased atau casebased learning
7.      Reflektif; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Chaeruman (2009) dari Norton et al (2001).
8.      Multisensory; memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et al, 2000) dikutip oleh Chaeruman (2009).
9.      High order thinking skills training; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak langsung juga meningkatkan ”ICT & media literacy” (Fryer, 2001) dikutip oleh Chaeruman (2009).

C.           Pentingnya Motivasi Belajar
Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Orang dapat termotivasi makan apabila sedang lapar, pergi ke mall hari ini, mendapatkan nilai Bahasa Inggris yang lebih baik semester ini, atau memperbaiki kondisi lingkungan hidup di sekitar rumah tinggal mereka. Dengan kata lain, kata motivasi dapat dikenakan pada perilaku dalam suatu ragam atau rentang situasi yang sangat luas.
Menurut Sagala (2008: 100),” motivasi dapat dipakai sebagai suatu varabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor  tertentu di dalam organisme, yang  membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran”. Motivasi, menurut Ivancevich (2006: 144-145), setidaknya dibentuk dari tiga komponen yang berbeda yaitu: arah, intensitas, dan ketekunan. Arah berhubungan dengan apa yang akan dilakukan oleh seseorang individu pilih ketika ia dihadapkan dengan sejumlah alternative yang mungkin dilakukan. Intensitas merujuk pada kekuatan dari respons ketika arah dari motivasi telah dipilih. Ketekunan, merujuk kepada berapa lama seseorang akan terus memberikan usaha mereka.
Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk memerikan suatu kecenderungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, motivasi sering di pandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil. Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain termotivasi untuk bergaul dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam berbagai cara yang berbeda. Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak berbeda dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Sebagai misal, seseorang dapat dimotivasi untuk makan apabila telah cukup lapar (motivasi situsional), namun sejumlah orang umumnya lebih tertarik pada makanan daripada yang lain (motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi atau motivasi kepribadian). Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian tidak berhubungan. Motivasi sebagai sutu karakteristik pribadi (motivasi kepribadian) sebagian besar merupakan hasil dari sejarah seseorang (motivasi situsional).
Sebagai contoh, anak-anak yang dipuji oleh orang tua dan guru mereka karena menunjukkan minat terhadap lingkungan di sekitar mereka, berhasil di sekolah, membaca cukup baik dan menikmati membaca, dan menemukan isi buku yang menarik dan berguna, mereka akan mengembangkan suatu cinta belajar sebagai suatu ciri kepribadian umum dan akan membaca serta belajar meskipun tidak ada seorangpun mendorong mereka untuk melakukan hal itu. Bagaimanapun juga, ciri kepribadian ini merupakan hasil sejarah panjang dari motivasi situsional untuk belajar, (McCombs, 1991) seperti di kutip oleh Faiz (2008). Hal ini mengandung arti bahwa apabila, karena terjadi suatu sejarah yang sangat berbeda dari sejarah yang baru saja dicontohkan di atas, misalnya ada seorang anak yang gagal untuk mengembangkan perasaan cinta untuk belajar sebagai suatu karakteristik pribadi, maka cinta belajar itu masih dapat ditanamkan pada diri anak itu dan kemudian menjadi kepribadian anak itu. Sebagai misal, banyak anak-anak yang berasal dari keluarga di mana belajar tidak dihargai tinggi dan di mana orang-orang dewasa sedikit membaca, tidak mengembangkan rasa cinta belajar sebesar rasa cinta belajar anak-anak yang berasal dari keluarga yang lebih berorientasi pada prestasi dan membaca.
Lalu apa pentingnya motivasi dalam belajar, tentu saja penting, diawal sudah dijelaskan bahwa motivasi adalah merupakan suatu energi dalam diri manusia yang dapat mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu, artinya tanpa motivasi seorang siswa tidak akan membaca, belajar dan sekolah dan akhirnya tentu saja tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar,
Motivasi yang harus dibangun pada diri siswa adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau yang lazim disebut motivasi intrinsik. Dengan adanya motivasi intrinsik seorang siswa akan memiliki energy sendiri untuk mau belajar secara mandiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membangun jenis motivasi ini adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa belajar itu adalah sebuah kebutuhan untuk keberhasilan masa depan anak itu sendiri, untung ruginya dari belajar bukan untuk orang lain akan tetapi untuk dirinya sendiri. Bagi anak yang memiliki pondasi agama Islam yang kuat dapat pula ditanamkan pemahaman bahwa belajar adalah ibadah yang akan memberikan dua keuntungan sekaligus yakni ilmu dan/atau kompetensi untuk kesuksesan duniawi dan juga pahala sebagai tabungan untuk keperluan ukhrowi.

D.       Pentingnya Bahasa Inggris pada Era Global
Sudah lama penguasaan bahasa Inggris menjadi pengetahuan yang perlu dipelajari oleh orang Indonesia. Mulai dari tahun 60’an hingga sekarang, pelajaran bahasa Inggris menjadi subyek yang tidak kalah gengsinya dari pelajaran lain seperti Matematika dan IPA.
Besarnya kebutuhan untuk belajar bahasa Inggris telah membuat pengetahuan ini menjadi sebuah komoditas bisnis tersendiri. Lembaga pengajaran bahasa Inggris swasta pun bermunculan seperti LIA, Jakarta College, Oxford, BBC, IEC, EF, TBI dan lain-lainnya. Orang tua kemudian seperti berlomba-lomba untuk mengirimkan anak mereka untuk mengikuti kursus di salah satu lembaga pengajaran bahasa Inggris yang sudah disebutkan di atas. Jika dulu anak Indonesia baru mempelajari bahasa Inggris pada tingkat SMA, sekarang mereka memulainya pada tingkat yang lebih dini, SD, dan kalau perlu mulai dari TK. Sayangnya, banyak orang tua yang mengharuskan anaknya mengikuti kursus bahasa asing yang satu ini tanpa mampu memberikan satu alasan yang jelas mengapa bahasa Inggris itu penting bagi mereka, serupa dengan pameo tentang pentingnya belajar matematika. Anak pun belajar bahasa asing ini hanya karena orang tuanya bilang itu sebagai subyek yang penting. Masih banyak orang tua murid yang beranggapan bahwa bahasa Inggris dapat membuat seseorang sukses dalam hidup, mampu membuat orang mendapat pekerjaan bagus, mampu membuat orang pergi ke luar negeri, dan lainnya.
Dalam hal ini peranan bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai teknologi komunikasi maupun dalam berinteraksi secara langsung. Sebagai sarana komunikasi global, bahasa Inggris harus dikuasai secara aktif baik lisan maupun tulisan. Tidaklah mustahil perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut kita untuk lebih proaktif dalam menanggapi arus informasi global sebagai aset dalam memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai bahasa pergaulan dunia bahasa Inggris bukan hanya sebagai kebutuhan akademis karena penguasaannya hanya terbatas pada aspek pengetahuan bahasa melainkan sebagai media komunikasi global.Untuk menguasai bahasa Inggris dengan baik mestinya proses belajar mengajar menekankan aspek latihan ( Trial and Error ) sehinga siswa akan terlibat secara aktif dalam menyampaikan pendapat / gagasan secara bebas sesuai dengan kondisi nyata.
Paling tidak ada tiga alasan  yang masuk di akal di balik perlunya belajar bahasa Inggris bagi orang Indonesia.
Pertama, Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama atau kedua. Negara-negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini. Apabila suatu saat nanti seorang WNI bepergian ke salah satu negara yang disebutkan di atas, bekal pengetahuan bahasa Inggris akan mempermudah orang itu dalam berkomunikasi dengan warga negara setempat. Hal ini juga terjadi di negara Belanda. Di sana, murid-murid pada tingkat SMA memang dianjurkan mempelajari dan menguasai bahasa asing mengingat bahasa Belanda tidak dipakai oleh negara di sekelilingnya. Jerman memakai bahasanya sendiri. Belgia memakai Perancis. Di seberang selat, ada negara Inggris.
Alasan kedua dan paling umum, bahasa Inggris perlu dipelajari karena penggunaan luasnya sebagai bahasa komunikasi Internasional. Agar dapat melakukan komunikasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya dan kenegaraan, bahasa Inggris menjadi pilihan utama yang sering dipakai dalam melakukan komunikasi. Contoh yang mudah dilihat ada di dunia pariwisata. Para wisatawan yang melakukan perjalanan di negara asing lazim menggunakan bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi dengan warga negara asli yang dikunjunginya. Bukan hanya penutur asli bahasa Inggris, wistawan yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu juga memilih bahasa Inggris sebagai lingua franca-nya. Orang Jepang yang melancong ke Indonesia, menggunakan bahasa Inggris apabila dia hendak menanyakan sesuatu pada orang pertama yang ditemuinya di jalan. Wisatawan Indonesia yang berjalan-jalan di Paris akan sangat senang sekali apabila bertemu dengan penduduk setempat yang menguasai bahasa Inggris untuk dimintai bantuannya. Juga kecil kemungkinannya ada orang Italia yang berani berwisata ke India tanpa memiliki bekal bahasa Inggris yang memadai. Bahasa Inggris juga menjadi bahasa pengantar resmi dalam dunia transportasi udara dan laut. Pilot pesawat, apapun kewarganegaraanya, dilatih untuk menguasai bahasa Inggris agar dapat berkomunikasi dengan pihak menara pengawas bandara yang menjadi tujuan pesawat yang diterbangkannya. Apakah dia menerbangkan pesawat di Asia atau di Afrika, dia harus berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Begitu pula pihak menara pengawas bandara pun harus mahir berbicara dalam bahasa Inggris, karena pesawat yang mendarat di bandara tidak hanya datang dari satu negara tapi juga manca negara. Tidak bisa dibayangkan rupanya apabila para pilot dan petugas menara pengendali harus menguasai seluruh bahasa di dunia ini. Sama halnya dengan dunia pelayaran, bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi resmi. Para petugas pelabuhan yang mengendalikan situasi akan selalu berhadapan dengan kedatangan kapal-kapal asing. Agar komunikasi lancar, petugas dan syahbandar harus mampu berbicara dalam bahasa Inggris dengan kapal yang mana nahkodanya datang dari Amerika, Rusia, Perancis, Afrika Selatan, Korea, ataupun kepulauan Salomon. Agar urusan pekerjaan lancar, para pelaut dan petugas pelabuhan musti menggunakan satu bahasa yang umum dan netral. 
Alasan ketiga adalah, bahwa informasi yang berlimpah di dunia ini kebanyakan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Buku-buku banyak yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Tidak soal siapa yang menerbitkannya, yang pasti untuk memperoleh pasar yang luas banyak penerbit menerbitkan bacaan dalam bahasa Inggris. Majalah besar seperti Newsweek, Time, Vogue, Bazaar, People, Life, National Geographic, MacWorld dll ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Koran seperti Washington Post, New York Times, Wall Street Journal, dan Sun juga terbit dengan bahasa Inggris. Buku-buku ilmiah pun terbit dalam bahasa Inggris. Apabila ada bahan bacaan yang terbit dalam bahasa non-Inggris, maka terjemahan bahasa Inggris pun pasti langsung dibuat dan dipasarkan. Website populer di dunia internet lebih banyak menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar untuk artikel di dalamnya, lihat saja Yahoo, Google, Wikipedia, Amazon, YouTube, dan Reuters. Acara televisi populer di seluruh dunia--F1, MotoGP, World Cup, Champions, American Idol, 24, CSI, MacGyver, dll--disajikan dengan bahasa pengantar Inggris. Stasiun televisi terkenal di dunia juga disiarkan dalam bahasa Inggris--CNN, BBC, NBC, Discovery, National Geographic, Animal Planet, ESPN, HBO, dan masih banyak lainnya. Jurnal ilmiah yang bersirkulasi di antara universitas elit dunia juga tercetak dalam bahasa Inggris.  Bahan referensi yang tersedia di universitas-universitas di Indonesia pun secara tidak langsung mengharuskan mahasiswa untuk memiliki bekal pengetahuan bahasa Inggris. Apapun minat kita, informasi yang tersedia di sekitar kita saat ini mensyaratakan pengetahuan bahasa Inggris yang akan sangat membantu dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Keterampilan bahasa Inggris yang dimiliki seseorang akan menolong dia untuk mengakses hal-hal yang selama ini tidak ada di dalam bacaan-bacaan yang terbit di Indonesia. Karena itu, kemampuan berbahasa Inggris akan memudahkan orang Indonesia untuk mengembangkan wawasan pengetahuannya dengan memberikan akses pada pengetahuan yang ada di luar Indonesia.
Berdasarkan ketiga alasan di atas, pengetahuan bahasa Inggris untuk perkembangan seorang individu di negara Indonesia menjadi suatu hal yang tidak terelakan. Suka tidak suka, subyek yang satu ini menjadi hal yang perlu dipelajari oleh setiap orang Indonesia. Biarpun kita tidak yakin akan mendapat kesempatan untuk ke keluar negeri, pengetahuan ini tetap diperlukan juga. Minimal, kita tidak perlu terbengong-bengong ketika menonton siaran berita CNN lantaran tidak ada terjemahan di bagian bawah layar televisi atau bingung saat membaca buku manual penggunaan alat elektronik yang hanya  tercetak dalam bahasa Inggris.
Bila kita dapat berbahasa Inggris, maka kita dapat berbicara dengan lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Satu di antara empat orang di dunia berbicara paling tidak sedikit bahasa Inggris, dan jumlah yang belajar terus bertambah. Misalnya, di Cina sendiri, jumlah orang yang belajar bahasa Inggris telah melampaui jumlah seluruh penduduk Amerika Serikat. Bila kita menguasai bahasa Inggris, kita dapat chatting secara online, menulis surat dan berkeliling di dunia maya – menggunakan satu bahasa asing, yakni bahasa Inggris.
Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi atau paling tidak memiliki kedudukan khusus di 75 negara dan digunakan di lebih dari 100 negara. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional untuk bisnis, olahraga, akademik, ilmu pengetahuan, teknologi, periklanan dan diplomatik. Kita tidak perlu memanfaatkan jasa translator bahasa Inggris apabila kita sendiri menguasainya.
Menguasai bahasa Inggris berarti membuka jendela dunia lebih lebar. Banyak  buku berbahasa asing yang hanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Jika kita dapat membaca bahasa Inggris, kita akan memiliki pilihan bacaan yang jauh lebih beragam; sama pula halnya dengan film.
Kita mungkin berpikir bahwa banyak situs yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tetapi kenyataannya, 80% informasi elektronik hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Sedangkan 20% bagian yang lainnya itu tidak semuanya didominasi oleh bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa asing non-Inggris lain, seperti bahasa Cina, bahasa Jepang, bahasa Perancis dan sebagainya. Jadi bayangkan hanya berapa persen dari seluruh informasi di internet yang tersaji dalam bahasa Indonesia.

E.       Pemanfaatan Internet Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris
Bagi sebagian siswa dan guru menggunakan internet mungkin bukan barang baru dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Akan tetapi bagi sebagian siswa dan guru yang lain menggunakan media informasi dan komunikasi ini merupakan pengalaman yang baru dan jarang dilakukan. Namun, meskipun mereka yang sering menggunakan internet, belum tentu yang mereka lakukan itu dalam rangka “using ICT to learn” seperti yang dikemukakan oleh UNESCO, akan tetapi baru sekedar “learning to use ICT”.
Penggunaan internet yang saat ini hingga ke tingkat pedesaan, adalah  momentum yang paling tepat untuk mempromosikan penggunaan media tersebut untuk pembelajaran terutama pembelajaran bahasa Inggris.
Bagi para guru bahasa Inggris, internet menawarkan beberapa kesempatan untuk meraih pengembangan profesional, seperti:
1.      meningkatkan pengetahuan bahasa Inggris mereka untuk melengkapi dan juga meng-update, pengetahuan bahasa Inggris mereka sebelumnya;
2.      berbagi dan mencari sumber/bahan pembelajaran yang sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan;
3.      bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri;
4.      kesempatan untuk mempublikasikan secara  langsung karya-karyanya
5.      mengatur komunikasi secara teratur dengan para siswa;
6.      berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun  internasional;
7.      mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru.
Khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris, internet menawarkan berbagai manfaat, keuntungan dan kesempatan bagi peserta didik berupa:
1.      kesempatan untuk belajar bahasa Inggris secara sendiri dengan lebih cepat;
2.      kesempatan untuk menambah pengetahuan bahasa Inggris dengan lebih lengkap;
3.      belajar berinteraktif dengan guru dan peserta didik lain;
4.      menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan orang-orang dari negara lain (to put English into practice).
Selain manfaat di atas, ternyata berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azwar Rhosyied, dan Bambang Wijanarko Otok, menyimpulkan bahwa penggunaan internet sebagai media belajar mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa sekaligus meningkatkan kreativitasnya. Penelitian lain yang dilakukan Mustafa (2008) menyimpulkan bahwa: “terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengaplikasian e-Learning dengan motivasi belajar”.
Seorang guru bahasa Inggris dapat menggunakan internet sebagai alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan beberapa cara. Pertama, dengan menunjukkan fakta-fakta bahwa internet dan juga komputer sebagai sarana utama untuk bisa tersambung dengan internet itu sendiri sebenarnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Sedangkan bahasa-bahasa lainnya termasuk bahasa Indonesia adalah merupakan bahasa penunjang bagi pengguna yang tidak mampu berbahasa Inggris. Sebagai bahasa penunjang tentu memiliki keterbatasan antara lain bahwa bahasa itu tidak bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan semua orang di seluruh dunia. Berbeda dengan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, maka dengan tanpa ragu kita dapat menggunakan bahasa itu dengan sipapun dan di manapun di seluruh dunia.
Kedua, pada saat proses pembelajaran guru bahasa Inggris harus memberi contoh bagaimana menggunakan internet untuk pembelajaran bahasa Inggris. Guru bisa mengajak siswa untuk belajar bahasa Inggris secara on line. Guru bahasa Inggris harus menunjukkan pada siswa bahwa betapa menariknya belajar bahasa Inggris secara on line itu, karena mereka dapat mengerjakan soal kemudian langsung mengecek jawaban yang mereka buat tanpa perasaan takut dimarahi guru atau ditertawakan teman seperti ketika di kelas apabila jawaban mereka salah. Bila jawaban mereka salah mereka dapat langsung memperoleh penjelasan mengapa jawaban itu salah sekaligus diberitahu jawaban yang benarnya bagaimana. Selain itu siswa bisa memilih tingkat kesulitan soal sesuai dengan kemampuan yang dia miliki apakah mau tingkat beginner, preintermediate, intermediate, atau advanced. Bentuk soal yang mau dikerjakanpun bisa dipilih sesuai dengan keinginan apakah mau pilihan ganda, isian, atau easay. Untuk itu guru harus mengetahui sejumlah situs yang menyediakan latihan on line seperti itu.
Ketiga, di luar proses pembelajaran guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi secara langsung melalui e-mail atau melalui jejaring social yang sedang digandrungi oleh para remaja saat ini yakni Facebook, melalui fasilitas chatting atau update status. Untuk itu tidak ada salahnya kalau guru memiliki akun jejaring social Faebook sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan para siswanya. Berdasarkan pengalaman penulis cara ini ternyata cukup efektif untuk memotivasi siswa berbahasa Inggris. Bahkan siswa yang pada saat di kelas tampak pasif pun berubah menjadi siswa yang aktif dan mau menggunakan bahasa Inggrisnya pada saat chatting serta mau bertanya tentang masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar bahasa Inggris. Suatu hal yang jarang ditemui di dalam kelas.
Keempat, guru bahasa Inggris hendaknya secara rutin memberi tugas kepada siswa untuk dicarikan jawabannya atau penyelesaiannya di internet atau pada buku sekolah elektronik (BSE) yang dapat dengan mudah ditemukan dalam internet. Dengan semakin seringnya siswa menggunakan internet untuk belajar bahasa Inggris, diharapkan siswa semakin menyadari betapa  internet dapat membantu mereka dalam belajar bahasa Inggris.
Dengan demikian ada beberapa alasan mengapa internet dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris pada siswa, yakni:
1.      para siswa yang merupakan para remaja pada umumnya sangat menyukai internet. Jadi kalau mereka diajak belajar melalui internet tidak akan sulit bahkan akan bersemangat. Terlebih lagi bagi siswa yang berada di daerah di mana internet sebagai sesuatu yang baru.
2.      para siswa sangat suka melakukan browsing dalam internet dan kegiatan itu akan lebih menyenangkan bila disertai kemampuan berbahasa Inggris yang baik agar bisa mengunjungi situs-situs yang berbahasa Inggris. Di sinilah mereka akan merasa membutuhkan bahasa Inggris. Dengan adanya kebutuhan tersebut akan mendorong mereka untuk terus belajar.
3.      para siswa sangat menyukai chatting. Kegiatan itu akan lebih asyik dan menarik apabila menggunakan bahasa Inggris atau paling tidak dicampur antara bahasa local dengan bahasa Inggris.
4.      apabila siswa belajar menjawab/mengerjakan soal-soal bahasa Inggris secara On Line, maka siswa dapat secara langsung mengetahui tingkat kemampuannya sendiri dengan cara mengecek jawabannya. Di sini secara tidak langsung siswa melakukan refleksi atas kemampuan dirinya sendiri tanpa diketahui orang lain.
5.      pada saat mengerjakan latihan On line, siswa dapat memilih soal latihan berdasarkan  keinginannya, baik bentuk soal, jumlahnya, levelnya maupun lamanya waktu untuk mengerjakan soal-soal tersebut disesuaikan dengan kemampuannya sendiri.
6.      soal-soal yang tersedia di internet sangat lengkap untuk melatih keempat skills dalam bahasa Inggris yakni, listening, speaking, reading, maupun writing. Tersedia pula materi ketatabahasaan yang sangat lengkap untuk meningkatkan kemampuan grammar-nya. Dengan demikian siswa dengan bebas dapat memilih kemampuan mana yang ingin lebih dia kembangkan.

Kesimpulannya adalah, di era teknologi informasi dan komunikasi ini tidak ada alasan untuk tidak tahu apalagi sampai bodoh. Orang yang bodoh pada jaman ini adalah ibarat tikus di lumbung padi yang mati kelaparan.
Berikut beberepa alamat web yang dapat digunakan untuk membantu guru bahasa Inggris dan juga siswa untuk belajar bahasa Inggris melalui internet:


Alamat-alamat di atas hanyalah sejumlah kecil dari ratusan situs yang menyediakan program/materi pembelajaran bahasa Inggris baik secara On line maupun Off line.











BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.       KESIMPULAN
Internet dapat digunakan sebagai katalis untuk melaksanakan e-Learning. Sebagai produk dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), internet memiliki banyak manfaat yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Namun demikian internet pun memiliki dampak negative yang harus diantisipasi apabila digunakan sebagai media untuk proses pembelajaran. Kehadiran internet dalam proses pembelajaran adalah sebagai pelengkap bagi proses pembelajaran tersebut. Seorang guru yang mau memanfaatkan internet sebagai salah satu sumber dalam pembelajaran  tidak akan pernah kekurangan bahan untuk pembelajaran. Namun demikian, keberadaan internet tidak dapat menggantikan kehadiran seorang guru. Pembelajaran bahasa Inggris dengan memanfaatan internet adalah upaya guru untuk mengarahkan dan menyalurkan besarnya minat siswa dalam ber-internet sehingga tidak salah arah. Arah utama penggunaan internet dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah agar siswa mau belajar bahasa Inggris selain di sekolah/kelas, sehingga tumbuh motivasi untuk mau belajar mandiri sepanjang hayat.
Motivasi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam belajar siswa. Keberadaan motivasi pada diri siswa akan menambah daya juang siswa dalam mencapai kompetensi bahasa Inggris yang diharapkan. Beberapa penelitian menunjukkan motivasi belajar siswa dapat meningkat dengan digunakannya internet sebagai media pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, dikenal istilah e-Learning yang merupakan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Penggunaan TIK dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah sebagai “enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. TIK adalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Dengan demikian, bila dilihat dari sisi peran TIK bagi guru, maka e-Learning yang sesungguhnya adalah pemanfaatan TIK secara relevan dan tepat oleh guru untuk memungkinkan dirinya: menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar, serta dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Bahasa Inggris memiliki kedudukan yang sangat penting dalam komunikasi tingkat global. Hal itu sudah lama disadari oleh banyak orang sehingga tidak heran banyak orang yang berupaya untuk mempelajari bahasa tersebut meskipun tidak semuanya berhasil dengan baik. Pentingnya bahasa Inggris tersebut dikarenakan bahasa Inggris adalah salah satu bahasa Internasional yang paling banyak digunakan sebagai bahasa pengantar dalam forum-forum resmi. Bahasa Inggris juga merupakan bahasa yang paling banyak digunakan dalam buku-buku dan tulisan-tulisan ilmiah yang ditulis oleh para penulis tingkat dunia.

B.       REKOMENDASI
Adalah sudah merupakan suatu keharusan bahwa guru memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka sebaiknya guru:
1.       meningkatkan profesionalisme dengan menguasai berbagai hal yang berkaitaan dengan pelaksanaan tugasnya di lapangan, termasuk menguasai penggunaan dan pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran;
2.   mengetahui kelebihan-kelebihan  dan kelemahan-kelemahan dari penggunaan internet dalam pembelajaran agar dia mampu memanfaatkan kelebihan  dan juga bisa mengatasi kelemahan – kelemahan yang ada pada penggunaan internet tersebut;
3.      memiliki serta mampu menggunakan computer/laptop/notebook dan sarana lain yang diperlukan untuk bisa mengakses internet pada saat melaksanakan proses pembelajaran ataupun untuk mencari sumber/materi pembelajaran baik sebagai bahan acuan ataupun bahan perbandingan;
4.    kreatif dan inovatif untuk menciptakan teknik – teknik  mengajar yang menarik yang dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga proses pembelajaran tersebut menjadi tidak membosankan bagi siswa dan mampu membangkitkan motivasi siswa untuk terus belajar.
Sementara itu, agar bisa dilaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan internet, maka pihak sekolah sebaiknya berupaya untuk melakukan hal - hal sebagai berikut:
1.      mengalokasikan dana untuk memenuhi segala kebutuhan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang berbasis computer dan  internet.
2.      sebaiknya memiliki ruangan khusus untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis internet.
3.      mendorong para guru terutama yang sudah mendapat tunjangan professional untuk memiliki portable computer /laptop/notebook serta menggunakannya untuk membantu proses pembelajaran.
4.      menyelenggarakan pelatihan penggunaan computer dan  pemanfaatan TIK bagi para guru yang belum mampu/mahir menggunakannya.




 DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Helena I.R, Anugrahwati, M. dan Wachidah, Siti. (2004). Materi Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Depdiknas.
Chaeruman, Uwes A. (2009). Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran (on line).Tersedia:(http://fakultasluarkampus.net)pemanfaatan_teknologi_dalam_pembelajaran.pdf (8 April 2011).
Depdiknas. (2003). Undang – Undang Republik Indonesia    Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Encarta® World English Dictionary [North American Edition] © & (P)2009 Microsoft Corporation. All rights reserved. Developed for Microsoft by Bloomsbury Publishing Plc. (8 April 2011).
Faiz, (2008) Motivasi Belajar dan Teori Kepribadian. (On line) Tersedia : http://motivasibelajar.wordpress.com/2008/05/20/motivasi-belajar-dan-teori-kepribadian. (8 April 2011)

Furchan, Arief. (1999). Pembelajaran Bahasa Inggris di Lembaga Pendidikan  Islam di Milenium III. Surabaya. IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Ivancevich, John M., Konopaske, Robert., dan Matteson, Michael T., (2005). Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid I. Jakarta. Erlangga.

Lengkanawati, Nenden Sri. (2007). Pendidikan Bahasa dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Disiplin Ilmu. Bandung. Imperial Bhakti Utama.
Mustafa. (2008). Alasan dibalik Pentingnya Belajar Bahasa Inggris. (On line). http://todoeducare.posterous.com/alasan-di-balik-pentingnya-belajar-bahasa-inggris/. (8 April 2011)
Purnawan, Yudi (2007). Manfaat Internet Sebagai Media Pendidikan. (On line). Tersedia: http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/manfaat-internet-sebagai-media-pendidikan/
Rhosyid, Azwar dan Otok, Bambang Wijanarko. Analisa Pengaruh Penggunaan Internet Sebagai Media Belajar, Motivasi Belajar Dan Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Structural Equation Modeling (Studi Kasus SMAN 1 Probolinggo). Surabaya. ITS
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Yuda (2008). Dampak positif dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet. (On line). Tersedia: http://yudakuyudz.wordpress.com/2008/03/19/dampak-positif-dan-negatif-akibat-perkembangan-teknologi-internet/ (8 April 2011)