Kata-Kata Mutiara 4
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS.
7:96)
Orang yang berfikir adalah orang yang sadar bahwa ia
akan mati, dan oleh karena itu dia akan mempersiapkan bekal untuk hidupnya
sesudah mati.
Kebanyakan
manusia tidak berpikir sebagaimana seharusnya
mereka berpikir dan tidak mengembangkan sarana dan potensi berpikir mereka.(Harun Yahya: 14, Bagaimana
Seorang Muslim Berfikir)
Ketidakmampuan
dalam mengendalikan pikiran ke arah yang baik akan mengakibatkan seseorang
seringkali
merasa khawatir atau mengalami peristiwa-peristiwa yang sebenarnya belum
terjadi seolah-olah telah terjadi dalam benaknya, dan terseret dalam kesedihan,
kekhawatiran dan ketakutan. (Harun Yahya)
Kemalasan
adalah sebuah faktor yang menghalangi kebanyakan manusia dari berpikir. (Harun Yahya)
Hanya
mereka yang mau berpikir yang mampu melihat dan kemudian memahami tanda-tanda
kebesaran Allah, serta keajaiban dari obyek dan
peristiwa-peristiwa yang Allah ciptakan. Mereka mampu mengambil sebuah kesimpulan berharga dari setiap hal, besar
ataupun kecil, yang mereka saksikan di sekeliling mereka. (Harun Yahya: 25, Bagaimana
Seorang Muslim Berfikir)
Jangan
jadikan kebahagiaan dunia sebagai tujuan. Tapi jadikanlah dia sebagai sarana
untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, yakni kebahagiaan akhirat.
Apapun yang akan kita lakukan,
pikirkanlah dahulu manfaat dan mudharatnya baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain.
Orang tua adalah manusia yang paling berhak
mendapatkan dan merasakan
‘budi baik’ seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara baik oleh si
anak, ketimbang orang lain.
Semakin besar ketidaktahuan kita terhadap sesuatu adalah kesempatan bagi
kita untuk terus belajar
Ada saatnya kita harus bekerja sama namun ada saatnya pula kita harus mampu
berdiri sendiri
Pendidikan
anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3
tahapan/ penggolongan usia:
- Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
- Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
- Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
(dikutip dari penjaga Qur’an)
Setiap detik waktu yang kamu
gunakan untuk belajar di masa mudamu adalah tabungan yang akan kamu nikmati
hasilnya di masa tuamu. (Dedeng Sukmana)
Kita sering berdecak kagum
pada komputer canggih buatan manusia, tapi jarang mengagumi “komputer” ciptaan
yang Maha Sempurna, Allah SWT yakni tubuh kita sendiri dan segala proses yang
terjadi di dalamnya. Sesungguhnya tubuh kita jauh lebih hebat daripada komputer yang paling rumit sekalipun.
Seseorang manusia yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan
adalah manusia yang paling tidak tahu berterima kasih.
Teknologi Informasi dan Komunikasi semacam Fb dan lainnya dapat menjadi
sarana untuk memperoleh pahala atau dosa yang berlipat ganda. Mana yang mau
kita pilih? The choice is in our hands! (dedeng)
Kalau kita tidak bisa membuat orang lain senang, paling tidak jangan sampai
kita membuat orang lain sedih. Kalau kita tidak bisa memberi sesuatu pada orang
lain, setidaknya jangan sampai kita mengambil milik orang lain.
Who dares to teach must never cease to learn.
–John Cotton Dana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar